Friday 30 November 2012

Dedikasi buat Insan Bernama WaRdAh zInNiRaH

Bukan untuk menambah riak di dada...
sekadar meluah rasa di jiwa...
sekadar berkongsi rasa sedih & gembira bila ulang tahun kelahiran menjelma.
Sedihnya kerana umur semakin meningkat dewasa entah bila Malaikat Maut datang menjemputnya...
gembira nya kerana umur sudah cukup dewasa...
bangga kerna diri dibesarkan dengan sempurna oleh ibu dan ayah yang sangat hebat...

TeRiMa kAsIh MaMa &AyAh kERaNa TeLaH 22 tAhUN mEmBeSaRkAn pUTeRi sUlUnG KaLiAn.
sAyAnG mAmA DaN AyAh kERaNa ALLAH.



salam kasih sayang...sanah helwah buat wardahzinnirah...

ALLAH ciptakan ujian buatmu...bukan untuk kamu terus bersedih
ALLAH kurniakan masalah bagimu...bukan untuk melihat kamu rebah tersungkur
ALLAH anugerahkan nikmat padamu...bukan untuk kamu terus melupakanNya
ALLAH ciptakan kamu cukup sifatnya...punya ayah dan ibu juga punya adik-adik
ALLAH lahirkan kamu ke dunia bukan sia-sia...penuh dengan misi menjadi mujahidah solehah.

LiHaTlAh BeTaPa ALLAH sAnGaT sAyANgKaN dIrImU dUhAi InSaN BeRnAmA WaRdAh zInNiRaH

Tuesday 27 November 2012

Titisan Air Mata Berharga


Menangislah duhai Mata.

“Sudah lama rasanya aku tidak mengeluarkan air mata apatah lagi menangis. Hatiku jadi keras seperti batu...resah tidak menentu ibarat hilang segala ketenangan.” bicara sang mata. “Sudah lama mata ini melihat keindahan ciptaan ALLAH tetapi tidak mampu untuk mengeluarkan air mata tanda syukur dengan nikmatNya. Betapa kerasnya hatiku.” monolog mata lagi.

Siapa insan yang dicipta ALLAH kerap kali menangis dan mengeluarkan air mata? Siapa antara makhluk ALLAH yang sangat sensitif perasaannya? Sudah tentu insan yang bernama perempuan. Subhanallah...mata yang menangis itu milik serikandi muslimah solehah dambaan syurga rupanya. Alhamdulillah...insan itu mampu menangis bersujud pada ALLAH. Allahuakbar...betapa beruntungnya mata milik insan bertuah itu.

Tangisan itu melegakan...
Tangisan itu menenangkan...
Tangisan itu mencampurkan semua ramuan hati menjadi satu...
Tangisan itu bisa mengubah pandangan orang...
Tangisan itu menunjuk kelemahan bagi insan yang tidak mengerti apa itu tangisan...
Tangisan itu terpalit segala dugaan...

Apa ada pada tangisan? Apa ada pada air mata yang menitis laju keluar membasahi pipi? Apa salahkah kita menangis? Semua persoalan ini bisa terjawab jika mata hati pantas menilai kelebihan kita menangis.

Menangislah sepuasnya saat ALLAH menyentuh sanubari kita...
Menangislah semahunya saat ALLAH masih memberi kita peluang...
Usah biarkan suatu saat kita tidak mampu menangis hanya kedengaran kaum keluarga menangisi pemergian kita. Jom, kita selak sejarah keberadaan kita di muka bumi ini...bukankah kita di sambut dengan tangisan semasa kelahiran kita? Tangisan kegembiraan ibu dan ayah...tangisan tanda syukur ayahanda dan bonda.

Bila lama tidak menangis dan mengeluarkan air mata sudah tentu kita mahu menangis kan? Kita ada cara masing2...menangislah sepuasnya kerana percayalah akan timbul ketenangan di sebalik tangisan...tapi tangisan itu mesti bersyarat, nak tahu syaratnya? Tangisan itu mestilah kerana ALLAH. Kita bisa mengadu kepada ALLAH dengan menangis tapi usahlah melampau.

TaNgIsAn MeMpUnYaI MaKnA yAnG TeRsEnDiRi
HaNyA ALLAH Yang MaHa MeNgEtAhUi


ApA yAnG TeRsIrAt dI SeBaLiK hAtI yAnG sUCi...   

Monday 26 November 2012

Mari Menjadi Hamba ALLAH


MUWASAFAT TARBIYAH
1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).


4. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun ‘ala Waqtihi
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:
‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syu’unihi
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
9. Qodirun ‘alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
10. Naafi’un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.